Keadilan merupakan suatu hal yang
abstrak, bagaimana mewujudkan suatu keadilan jika tidak mengetahui apa arti
keadilan. Untuk itu perlu dirumuskan definisi yang paling tidak mendekati dan
dapat memberi gambaran apa arti keadilan. Definisi mengenai keadilan sangat
beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para
pakar di bidang hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan.
1.
Keadilan menurut Aristoteles (filsuf yang termasyur) dalam tulisannya Retoricamembedakan
keadilan dalam dua macam :
§ Keadilan
distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah
suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya
atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan
dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
§ Keadilan
kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif adalah
suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa mempedulikan jasa
masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada transaksi (sunallagamata) baik
yang sukarela atau tidak. Keadilan ini terjadi pada lapangan hukum perdata,
misalnya dalam perjanjian tukar-menukar.
2. Keadilan menurut Thomas Aquinas
(filsuf hukum alam), membedakan keadilan dalam dua kelompok :
§ Keadilan
umum (justitia generalis); Keadilan umum adalah keadilan
menururt kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan umum.
§ Keadilan
khusus; Keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau
proporsionalitas. Keadilan ini debedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Keadilan
distributif (justitia distributiva) adalah keadilan yang secara
proporsional yang diterapkan dalam lapangan hukum publik secara umum.
2. Keadilan
komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan dengan mempersamakan
antara prestasi dengan kontraprestasi.
3. Keadilan
vindikativ (justitia vindicativa) adalah keadilan dalam hal
menjatuhkan hukuman atau ganti kerugian dalam tindak pidana. Seseorang dianggap
adil apabila ia dipidana badan atau denda sesuai dengan besarnya hukuman yang
telah ditentukan atas tindak pidana yang dilakukannya.
3. Keadilan menurut Notohamidjojo (1973:
12), yaitu :
§ Keadilan
keratif (iustitia creativa); Keadilan keratif adalah keadilan yang
memberikan kepada setiap orang untuk bebas menciptakan sesuatu sesuai dengan
daya kreativitasnya.
§ Keadilan
protektif (iustitia protectiva); Keadilan protektif adalah keadilan
yang memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan yang
diperlukan dalam masyarakat.
4.
Keadilan menurut John Raws (Priyono, 1993: 35), adalah ukuran yang harus
diberikan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan bersama. Ada tiga prinsip keadilan yaitu : (1) kebebasan yang sama
yang sebesar-besarnya, (2) perbedaan, (3) persamaan yang adil atas
kesempatan 8. Pada kenyataannya, ketiga
prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-sama karena dapat terjadi
prinsip yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain. John Raws
memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya secara
leksikal berlaku terlebih dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
5.
Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial,
secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 9, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan
hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan
kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat
sektoral tetapi meliputi ideologi, EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan.
6. Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah
(661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai
dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat sebelah atau
tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut
peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai kemanusiaan
yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai aspek kehidupan, baik individual,
keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya menjadi idaman setiap insan
bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan risalah samawi.
Demikianlah
beberapa rangkuman pengertian “keadilan” dari berbagai ahli. Semoga bermanfaat
bagi siapa saja yang sedang mencari dan memahami arti “keadilan”.
B. Makna Keadilan
Keadilan adalah memberikan perlakuan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Socrates mengatakan bahwa
keadilan tercapai apabila pemerintah mempraktekkan ketentuan hukum atau
melaksanakan tugasnya dan rakyat merasakannya.
Plato menilai tercapainya keadilan
apabila setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang dianggap
cocok bagi orang tersebut, sedangkan tindakan manusia dipandang layak apabila
pihak yang sama mendapatkan bagian sama (Aristoteles) Hak merupakan wewenang
untuk memiliki, meninggalkan, atau menuntut sesuatu. Materi hak menyangkut
individu, namun hak bukan milik perseorangan. Hak seseorang terkait dengan hak
orang lain.
Disamping hak, seorang individu juga
memiliki berbagai kewajiban, yakni kewajiban terhadap Allah, masyarakat dan
diri sendiri. Kewajiban terhadap Allah diwujudkan dalam bentuk memuja dan
mengabdi, kewajiban terhadap masyarakat dengan menolong orang lain, sedangkan
kewajiban terhadap diri sendiri diwujudkan dengan melakukan perbuatan yang
baik.
Ada berbagai macam bentuk keadilan,
diantaranya adalah keadilan moral, keadilan distributif, keadilan komutatif dan
keadilan sosial. Penjelasannya kurang lebih sebagai berikut :
Keadilan moral terwujud bila setiap
orang melakukan fungsi menurut kemampuannya. Keadilan tercipta apabila seorang
tentara menjalankan fungsinya sebagai petugas pertahanan, bukan sebagai
pebisnis.
Keadilan distributif terlaksana apabila
hal-hal sama diperlakukan secara sama. Keadilan distributif dapat
digambarkanketika memberikan hadiah kepada karyawan. Karyawan yang bekerja 10
tahun akan diberikan hadiah sebesar Rp 4.000.000,- sedangkan bagi yang bekerja
5 tahun hanya sebesar Rp 2.000.000,-
Keadilan komutatif merupakan
keadilan yang bertujuan memelihara ketertiban atau kesejahteraan. Seorang
pekerja yang bekerja giat dan berprestasi sudah sepantasnya diberi penghargaan,
sebaliknya pekerja yang banyak melakukan pelanggaran diberikan hukuman yang
setimpal.
Keadilan sosial tercipta apabila
setiap orang mendapat perlakuan yang adil di bidang hukum, politik, ekonomi dan
budaya serta kemakmuran dapat dinikmati secara merata.
Setiap manusia berhak diperlakukan
adil dan berlaku adil dengan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Orang
yang menuntut hak, tapi lupa kewajiban, tindakannya pasti akan mengarah pada
pemerasan, sebaliknya orang yang menjalankan kewajiban, tetapi lupa menuntut
hak akan mudah diperbudak oleh orang lain
Keadilan merupakan budaya bangsa
Indonesia. Sejak dahulu, manusia meminta keadilan kepada Allah dengan cara
berdoa. Pada jaman kerajaan jawa tempo dulu ada budaya “pepe” yang dilakukan
oleh rakyat yang meminta keadilan.
Keadilan diekspresikan dengan
berbagai cara, misalnya membuat pepatah yang menunjukan adanya tuntutan
terhadap perlakuan adil, misalnya pepatah “Raja adil raja disembah, raja lalim
raja disanggah” Ada yang membuat karya seni yang menyuarakan keadilan, seperti
seni musik, prosa dan puisi. Ada yang pula yang menuntut keadilan dengan cara
berpuasa sampai mati atau sampai tuntutan keadilannya terpenuhi, menjahit
mulut, membakar diri dan sebagainya.
C.
Contoh Keadilan
keadilan,sering kali
kita mendengar istilah ini dari masyarakat di negeri ini terutama bagi mereka
para kaum marjinal yang terpinggirkan.banyak dari mereka yang masih menuntut
keadilan akan kedamaian di negeri yang tekenal dengan keramah tamahannya ini dan
lagi masih banyak juga masyarakat yang menuntut menuntut keadilan akan
penegakan hukum yang berlaku di negeri ini.seperti yang kita telah rasakan
bahwa keadilan di negeri ini sering kali tidak berpihak kepada masyarakat
miskin melainkan lebih mementingkan kaum atas yboleh memberikang memiliki
kekuasaan dan kemampuan untuk membeli hukum dan instansi-instansinya.jika kita
boleh bertanya mengapa hanya kaum menengah keatas yang selalu dipentingkan dan
mendapatkan keadilan itu?maka jawaban tersebutu akan lebih tepat jika dijawab
seperti ini"hukum di indonesia hanya berdasarkan kepada "KUHP"
yaitu (keluarkan uang habis perkara) inilah potret negeri yang mengatas namakan
dirinya negara hukum ternyata keadilan saja masih belum bisa dirasakan oleh semua
lapisan dan elemen masyarakat.apa jadinya bila negara ini terus menerus
mempunyai tradisi budaya hukum yang buruk mau dibawa kemana rasa keadilan bagi
rakyat miskin.
sebagai contoh misalnya seorang maling biji coklat yang hanya mencuri mungkin cuma sekali dan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena masalah ekonomi dan kesenjanagan sosial yang di hadapinya harus merasakan hukuman yang berat atau kurungan walaupun hanya 3-5 bulan tetapi rasanya tidak adil sekali ketika kita melihat seorang mafia kasus seperti gayus tambunan yang kasusnya berat dan banyak merugikan masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah,dia memang sama juga seperti maling biji coklat sama-sama mendapat hukuman tetapi apakah proses yang dilakukan terhadap si maling dan gayus itu melaui proses yang sama?tentu tidak,mungkin karena kasus gayus tersebut merugikan negara hingga triliunan jadi harus memalui proses-proses terlebih dahulu,tetapi hukuman yang didapatkannya tidak setimpal dengan apa yang dilakukannya terhadapa negara sedangkan si maling biji coklat dia harus menerima resiko hukuman yang berat juga walaupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,apakah anda menyadari kalau seorang gayus melaukan korupsi untuk kebutuhan hidup juga seperti si maling biji coklat?tentu kitabisa menilainya sendiri.
sebagai contoh misalnya seorang maling biji coklat yang hanya mencuri mungkin cuma sekali dan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena masalah ekonomi dan kesenjanagan sosial yang di hadapinya harus merasakan hukuman yang berat atau kurungan walaupun hanya 3-5 bulan tetapi rasanya tidak adil sekali ketika kita melihat seorang mafia kasus seperti gayus tambunan yang kasusnya berat dan banyak merugikan masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah,dia memang sama juga seperti maling biji coklat sama-sama mendapat hukuman tetapi apakah proses yang dilakukan terhadap si maling dan gayus itu melaui proses yang sama?tentu tidak,mungkin karena kasus gayus tersebut merugikan negara hingga triliunan jadi harus memalui proses-proses terlebih dahulu,tetapi hukuman yang didapatkannya tidak setimpal dengan apa yang dilakukannya terhadapa negara sedangkan si maling biji coklat dia harus menerima resiko hukuman yang berat juga walaupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,apakah anda menyadari kalau seorang gayus melaukan korupsi untuk kebutuhan hidup juga seperti si maling biji coklat?tentu kitabisa menilainya sendiri.
kesimpulannya dalam
contoh kasus keadilan ini masih banyak sikap tebang pilih dalam prakteknya
tidak seperti apa yang dibicarakan oleh mereka yang duduk di gedung DPR dan MPR
sana yang selalu sibuk merevisi undang-undang hukum tetapu percuma saja bila sistem
yang ada tidak berjalan sesuai apa yang telah direncanakan.
D. Hubungan Keadilan
Sosial Yang Ada Dalam Pancasila
Adil mempunyai bobot
yang lebih berat dibandingkan dengan makmur dan sentosa. Rakyat bisa tahan
dengan ketidak makmuran, akan tetapi rakyat tidak akan tahan dengan ketidak
adilan. Apabila keadilan sudah ditegakkan, maka kemakmuran hanya masalah waktu,
dan sentosa/kesejahteraan pasti akan menyusul. Akan tetapi jika kemakmuran yang
didahulukan, maka keadilan belum tentu akan tercapai, bahkan bisa menjadi
semakin jauh. Kemakmuran tanpa keadilan adalah kemakmuran semu, yang pada
akhirnya akan menjadi suatu keruntuhan.
Keadilan harus menjadi syarat dan tolok ukur keberhasilan dari seluruh produk kenegaraan. Sosial di sini bukanlah berarti faham sosialisme, tetapi sosial berarti rakyat banyak. Keadilan sosial di sini berarti suatu hirarki, bahwa keadilan untuk rakyat banyak adalah lebih penting dibandingkan keadilan untuk kelompok tertentu, apalagi individu tertentu. Tentu saja dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip keadilan.
Hal di atas juga berlaku untuk kemakmuran, bahwa kemakmuran rakyat banyak harus lebih didahulukan dibandingkan dengan kemakmuran kelompok tertentu, atau individu tertentu. Dan kesejahteraan rakyat banyak harus diutamakan dibandingkan dengan kesejahteraan untuk kelompok tertentu, atau individu tertentu.
Dalam pelaksanaannya, pemahaman arti sosial tetap tidak boleh mengabaikan kata keadilan yang berada di depannya. Dalam arti, keadilan tetap harus dijunjung tinggi, misalnya dalam hal keseimbangan antara hak dan kewajiban. Seseorang yang bekerja lebih keras jelas berhak untuk mendapat hasil yang lebih banyak, jika tidak, maka keadilan tidaklah ditegakkan. Sosial tanpa keadilan akan menjadi penghambat kemajuan.
"Seluruh Rakyat Indonesia" berarti keadilan sosial adalah berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia, dimanapun berada tanpa terkecuali. Bahwa tidak boleh ada diskriminasi keadilan terhadap siapapun juga. Tidak boleh ada diskriminasi yang merugikan individu atau kelompok tertentu, meskipun kelompok tersebut minoritas. Juga tidak boleh ada diskriminasi yang menguntungkan pihak tertentu, sepenting apapun pihak tersebut. Dan pembolehan diskriminasi dalam bentuk apapun harus dilarang, karena akan menjadi preseden buruk yang dapat berlanjut ke penyelewengan dan pembelokan lebih jauh.
Diskriminasi akan memicu perpecahan di masyarakat, yang bisa menggerus nilai-nilai luhur yang sudah dimiliki rakyat Indonesia sejak dahulu seperti: kekeluargaan, gotong royong, empati, menghargai orang lain, sopan santun, pola hidup sederhana, menjaga lingkungan demi kepentingan umum, dst.
E. 5 Wujud Keadilan
Sosial Dalam Perbuatan Dan Sikap
1. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yaitu : Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka
memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4. Sikap suka
bekerja keras.
5. Sikap menghargai
hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
F. 8 Jalur
Pemerataan Asas Keadilan Sosial
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan ke dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui 8 jalur pemerataan, yaitu :
1. Pemerataan
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan
perumahan.
2. Pemerataan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan
pembagian pendapatan
4. Pemerataan
kesempatan kerja.
5. Pemerataan
kesempatan berusaha.
6. Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,
7. Pemerataan
penyebaran pembangunan di seluruh tanah air.
8. Pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan.
G. Macam-macam
Keadilan
Keadilan menurut
Aristoteles yaitu kelayakan dalam tindakan manusia. serta Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang
telah ditetapkan, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak
sama, sedangkan pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti ketidakadilan.
Keadilan menurut
Aristoteles :
1) Keadilan
Distributif, keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran
menurut kerja dan kemampuannya.
2) Keadilan
komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh
setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.
3) Keadilan kdrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.
4) Keadilan
konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu
didekritkan melalui kekuasaan.
Keadilan menurut
Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu keadilan
hukum. Ada beberapa pendapat yangg lain, seperti di bawah ini :
- Menurut Socrates
,keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah
sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
- Menurut Kong Hu
Cu, Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila
raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini
terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Macam-macam keadilan
1) Keadilan Komutatif
(iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek
tertentu yang merupakan hak seseorang).
Contoh:
adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A. Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil.
2) Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A. Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil.
2) Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
Contoh:
adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini. tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden.
adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini. tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden.
3) Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
Contoh:
adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas. adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas. adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.
tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka dihukum berat.
adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.
tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka dihukum berat.
5) Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang kehidupan.
Contoh:
adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya. tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan terhadap pemerintah.
adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya. tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan terhadap pemerintah.
6) Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.
7) Keadilan Sosial Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi, politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat. Maka struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial. Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat.
H.
Pengertian Kejujuran
Jujur adalah sebuah
kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata
jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut.
Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya
secara samar-samar. Berikut saya akan mencoba memberikan pemahaman sebatas
mampu saya tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Sesuatu atau fenomena yang dihadapi tentu saja apa yang ada pada diri sendiri atau di luar diri sendri. Misalnya keadaan atau kondisi tubuh, pekerjaan yang telah atau sedang serta yang akan dilakukan. Sesuatu yang teramati juga dapat mengenai benda, sifat dari benda tersebut atau bentuk maupun model. Fenomena yang teramati boleh saja yang berupa suatu peristiwa, tata hubungan sesuatu dengan lainnya. Secara sederhana dapat dikatakan apa saja yang ada dan apa saja yang terjadi
Perlu juga diketahui bahwa ada juga seseorang memberikan berita atau informasi sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena. Misalnya sesorang mengatakan dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau memang dia hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka seseorang itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji. Disini jujur berarti mencocokan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan dengan realisasi (fenomena). Mungkin kita pernah melihat atau memperhatikan Tukang bekerja. Dia bekerja berdasarkan sebuah pedoman kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada ketentuan sebuah perbandingan yakni 3 : 5. Tapi dalam pelaksanaan kerja Tukang tersebut tidak mengikuti angka perbandingan itu, dia membuat perbandingan yang lain yakni 3 : 6, Peristiwa ini jelas memperlihatkan si Tukang tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam pedoman kerja. Dengan demikian berarti si Tukang tidak bersikap jujur. Dalam kasus ini sang Tukang tidak berusaha menyesuaikan informasi yang ada dengan fenomena (tindakan yang dilaksanakan ).
Kejujuran juga
bersangkutan dengan pengakuan. Dalam hal ini kita ambil contoh , orang Eropa
membuat pernyataan atau menyampaikan informasi, bahwa ….orang pertama sekali
yang sampai ke Benua Amerika adalah Cristofer Colombus…Padahal menurut sejarah
yang berkembang, sebelum Colombus mendarat di Benua Amerika telah sampai kesana
armada Laksmana Cheng ho. Artinya apa, tidak ada pengakuan. Dalam hal ini kita
juga melihat persoalan kesesuaian antara fenomena (realitas) dengan informasi
yang disampaikan. Jadi dari uraian di atas dapat diambil semacam rumusan, bahwa
apa yang disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam agama
Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-nilai
tak terhingga.
I. Hakekat Kejujuran
Seorang muslim adalah orang yang jujur,
mencintai kebenaran dan senantiasa menetapi kebenaran, lahir maupun batin, di
dalam berkata dan berbuat, karena kebenararn itu menunjukkan kepada kebaikan dan
kebaikan itu menunjukkan kepada surga, sedangkan surga itu puncak citi-cita
tertinggi seorang muslim dan angan-anganya yang terjauh.Sedangkan kedustaan
menunjukkan ke neraka,dan neraka itu seburuk-buruk tempat yang ditakuti setiap
muslim dan menjaga diri darinya.
Seorang muslim memandang kejujuran bukan
sekedar akhlak yang utama saja yang wajib dilakukan tanpa lainnya,akan tetapi
ia memandangnya lebih jauh daripada itu, ia berpendapat bahwa kejujuran adalah
penyempurna imannya, penyempurna islamnya, sebab Allah k yang memerintahkan
demikian, seraya memuji hamba yang menyandang sifat ini.
Sebagaimana Rasulullah `menganjurkan dan
mengajak kepadanya. Allah berfirman di dalam memerintahkan kejujuran,
”Hai orang-orang yang
beriman,bertaqwalah kepada Allah,dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar.”(At Taubah 119).
Dia memuji orang-orang yang bersifat
jujur,”Orang-orang yang membuktikan janjinya kepada Allah.”(Al Ahzab
23).”Orang laki-laki yang jujur dan perempuan yang jujur.”(Al ahzab 35),”Dan
orang-orang yang membawa kebenaran (muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa.”(Az Zumar 33).
Rasulullah ` bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ,وَإِنَََّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ,وَمَا يَزَالُ الرَجُلُ يَصْدُقُ ويَتَحَرَّى حَتَّى يُكْتَبُ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً , وَإِيَاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُوْرِ ,وَإِنَّ الفُجُوْرِ يَهْدِي إِلَى النَّارِ,وَمَا يَزَالُ الرَجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبُ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً.
”Hendaklah kanu bersikap jujur,sebab
sesungguhnya kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan
itu menunjukkan kepada surga,tidak henti-hebtinya seseorang berlaku jujur dan
memilih kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
jujur.Hindarilah dusta karena dusta itu sungguh menunjukkan kepada perbuatan
dosa dan perbuatan dosa menunjukkan ke neraka.Dan seseorang tidak
henti-hentinya berdusta dan memilih dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai
seorang pendusta.’(HR Muslim)
HAKIKAT DAN TINGKATAN KEJUJURAN
Bisyr al Hafy berkata, “Barangsiapa
bermuamalah dengan Allah secara jujur, maka orang-orang akan merasa enggan
padanya.
Ketahuilah bahwa istilah jujur bisa
berlaku untuk beberapa makna,di antaranya ;
·
Jujur dalam perkataan.Setiap orang harus
menjaga perkataannya,tidak berkata kecuali yang benar dan secara jujur.Jujur
dalam perkataan merupakan jenis jujur yang paling terkenal dan jelas.Dia harus
menghindari perkataan yang dibuat-buat,karena hal itu termasuk jenis
dusta,kecuali jika ada keperluan yang mendorongnya berbuat begitu dan dalam
kondisi tertentu yang bisa mendatangkan maslahat.Jika Nabi hendak pergi ke
suatu peperangan,maka beliau menciptakan move selain peperangan itu agar musuh
tidak mendengar kabar sehingga mereka bisa bersiap-siap .
·
Jujur dalam niat dan kehendak.Hal ini
dikembalikan kepada ikhlas.Jika amalannya ternodai bagian-bagian nafsu,maka
gugurlah kejujuran niatnya dan pelakunya bisa di kategorikan orang yang
berdusta seperti yang disebutkan dalam hadits tentang tiga orang,yaitu;orang
berilmu,pembaca Al Quran dan mujahid.Pembaca Al Quran berkata,’’Aku sudah
membaca al quran sampai akhir ‘’.Dustanya terletak pada kehendak dan
niatnya,bukan pada bacaannya.begitu pula yang terjadi pada dua orang lainnya,
·
Jujur dalam hasrat dan pemenuhan hasrat
itu.Contoh yang pertama seperti berucap’’Jika Allah menganugerahkan harta benda
kepadaku,maka aku akan menshadaqahkan semuanya’’,Boleh jadi hasrat ini jujur
dan boleh jadi ada keraguan di dalamnya.Contoh yang kedua,seperti jujur dalam
hasrat an berjanji di dalam diri sendiri.Sampai disini tidak ada yang sulit dan
berat.Hanya saja hal ini perlu dibuktikan jika benar-benar terjadi,apakah
hasrat itu benar ataukah justru dia dikuasai nafsu. Karena itu Allah berfirman,
‘’Di antara orann -orang mukmi itu ada
orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka
diantara mereka ada yang gugur , dan diantara mereka ada (pula) yang
menuggu-nunggu dan mereka tidak sedikitpun tidak merubah (janjinya).”(Al Ahzab;
23).
‘’Dan di antara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah,’’Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian
karuniaNya kepada kami,pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk
orang-orang yang shalih’.Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian
dari karuniaNya mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui
Allah,karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka
ikrarkan kepadaNya dan (juga)karena mereka selalu berdusta,’’(At Taubah;75-77).
·
Jujur dalam amal perbuatan.Artinya harus
menyelaraskan antara yang tersembunyi dan yang tampak, agar amalan-amalannya
yang zhahir tidak terlalu menampakkan kekusyu’an atau sejenisnya,dengan
mengalahkan apa yang ada didalam hatinya.Tapi untuk batin harus
kebalikannya.Mutharif berkata,’’Jika apa yang tersembunyi di dalam hati
seseorang selaras daengan apa yang tampak,maka Allah berfirman ‘’Inilah hambaKu
yang sebenarnya.”
·
Jujur dalam merealisasikan perintah
agama. Ini merupakan derajat jujur yang paling tinggi, seperti jujur dalam rasa
takut, mengharap, zuhud, riddha, cinta, tawakal, dan lain-lainnya. Semua
masalah ini memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar di gunakannya beerbagai
istilah tersebut, yang juga mepunyai tujuan dan hakikat. Orang yang jujur dan
mencari hakikat, tentu akan mendapat hakikat itu.
” Bukanlah menghadapkan wajah kalian
kearah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan tetapi sesungguhnya kebaikan
itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir, dan orang- orang yang meminta-minta, memerdekakan
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orag-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-ornag yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya), dan mereka itulah orang-orang yag bertaqwa.” (Al Baqarah: 177)
” Sesungguhya orang-orang yang beriman
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak radu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan
Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al H ujurat: 15).
J.
Pengertian Kecurangan
Pengertian
Fraud (Kecurangan)
Definisi
Fraud (Ing) menurut Black Law Dictionary adalah :
1. A knowing misrepresentation of
the truth or concealment of a material fact to induce another to act to his or
her detriment; is usual a tort, but in some cases (esp. when the conduct is
willful) it may be a crime, 2. A misrepresentation made recklessly without belief
in its truth to induce another person to act, 3. A tort arising from knowing misrepresentation,
concealment of material fact, or reckless misrepresentation made to induce
another to act to his or her detriment. Yang diterjemahkan (tidak resmi),
kecurangan adalah :
1. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;
2. penyajian yang salah/keliru
(salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat
dipercaya kebenarannya berakibat
dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
3. Suatu kerugian yang timbul
sebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian yang salah (salah
pernyataan), penyembunyian fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan
yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.
Menurut Kamus Hukum, mengartikan
Fraud (Ing) = Fraude (Bld) sebagai
kecurangan = Frauderen/verduisteren (Bld) : menggelapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 KUHP, Pasal 268 KUHPer. Sedangkan dalam Wikipedia (en.wikipedia.org), memberikan definisi Fraud sebagai berikut:
a fraud is a deception made for personal gain or to damage another individual. In criminal law, fraud is the crime or offense of deliberately deceiving another in order to damage them – usually, to obtain property or services unjustly. Fraud can be accomplished through the aid of forged objects. In the criminal law of common law jurisdictions it may be called “theft by deception,” “larceny by trick,” “larceny by fraud and deception” or something similar.
kecurangan = Frauderen/verduisteren (Bld) : menggelapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 KUHP, Pasal 268 KUHPer. Sedangkan dalam Wikipedia (en.wikipedia.org), memberikan definisi Fraud sebagai berikut:
a fraud is a deception made for personal gain or to damage another individual. In criminal law, fraud is the crime or offense of deliberately deceiving another in order to damage them – usually, to obtain property or services unjustly. Fraud can be accomplished through the aid of forged objects. In the criminal law of common law jurisdictions it may be called “theft by deception,” “larceny by trick,” “larceny by fraud and deception” or something similar.
Yang diterjemahkan (tidak resmi)
sebagai berikut:
Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merugikan orang lain. Dalam hukum pidana, kecurangan adalah kejahatan atau pelanggaran yang dengan sengaja menipu orang lain dengan maksud untuk merugikan mereka, biasanya untuk memiliki sesuatu/harta benda atau jasa ataupun keuntungan dengan cara tidak adil/curang. Kecurangan dapat mahir melalui pemalsuan terhadap
barang atau benda. Dalam hukum pidana secara umum disebut dengan “pencurian dengan penipuan”, “pencurian dengan tipu daya/muslihat”, “pencurian dengan penggelapan dan penipuan” atau hal serupa lainnya.
Ada pula yang mendefinisikan Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian perbuatan yang dilakukannya adalah untuk menyembunyikan, menutupi atau dengan cara tidak jujur lainnya melibatkan atau meniadakan suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salah dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dibidang keuangan atau keuntungan lainnya atau meniadakan suatu kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan
hak orang lain.
K. Sebab Orang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek
yaitu :
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek teknik.
Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan-akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya. Namun, sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai hal yang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan ada lawannya, pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yana baik, kalau tidak baik tentu buruk.
Dalam wikipedia, Kecurangan merupakan
penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merugikan
orang lain. Dalam hukum pidana, kecurangan adalah kejahatan atau pelanggaran
yang dengan sengaja menipu orang lain dengan maksud untuk merugikan mereka,
biasanya untuk memiliki sesuatu/harta benda atau jasa ataupun keuntungan dengan
cara tidak adil/curang. Kecurangan dapat mahir melalui pemalsuan terhadap
barang atau benda. Dalam hukum pidana secara umum disebut dengan “pencurian
dengan penipuan”, “pencurian dengan tipu daya/muslihat”, “pencurian dengan
penggelapan dan penipuan” atau hal serupa lainnya.
Dalam pengertian lain, kecurangan
memiliki poin-poin yaitu :
Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;
penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.
Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;
penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.
Unsur-unsur kecurangan
Dari beberapa definisi atau pengertian
Fraud (Kecurangan) di atas, maka tergambarkan bahwa yang dimaksud dengan
kecurangan (fraud) adalah sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori
kecurangan. Namun secara umum, unsur-unsur dari kecurangan (keseluruhan unsur
harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi)
adalah:
· harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
· harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
· dari suatu masa lampau (past) atau
sekarang (present)
· fakta bersifat material (material fact)
· dilakukan secara sengaja atau tanpa
perhitungan (make knowingly or recklessly)
· dengan maksud (intent) untuk
menyebabkan suatu pihak beraksi
· pihak yang dirugikan harus beraksi
(acted) terhadap salah pernyataan tersebut
· yang merugikannya (detriment)
· yang merugikannya (detriment)
L. Macam-macam Perhitungan Dan Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan
orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang seimbang. Pembalasan Frontal dengan melakukan serangan langsung seperti kata-kata kasar bahkan perlawanan fisik Perhitungan di muka hukum dengan menaaati peraturan bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak pelapor.
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang seimbang. Pembalasan Frontal dengan melakukan serangan langsung seperti kata-kata kasar bahkan perlawanan fisik Perhitungan di muka hukum dengan menaaati peraturan bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak pelapor.
M. Pengertian Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan
hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi
orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai
harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah
laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu,
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara
menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada
hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau
tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus
tobat atau minta maaf.
Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan,
ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama
hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa
terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur
selalu dipupuk Hakekat Nama Baik.
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu
adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di
dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan
norma – norma atau aturan – aturan yang ada di negeri ini, selain itu perbuatan
yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang
mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik
menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
N. Hakekat Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati
agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi
orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai
harganya.
Ada peribahasa berbunyi “Daripada berputih mata
lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu.
Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap
orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “Jagalah nama keluargamu!” Dengan
menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik” Ada pula pesan orang
tua “Jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua
yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa
yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kamu anggap tidak
baik!” Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama
baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjagaan nama baik erat hubunganya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau bisa dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodratnya manusia, yaitu:
Penjagaan nama baik erat hubunganya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau bisa dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodratnya manusia, yaitu:
a) Manusia menurut sifat dasarnya adalah
makhluk moral.
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. /untuk itu, orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada tiga macam godaan, yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan, karena untuk memiliki derajat/pangkat,harta dan wanita itu dengan mempergunakan jarak yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Hawa nafsu dan angan-angan bagaikan
sungai dan air. Hawa nafsu yang tak tersalurkan melalui sungai yang baik, yang
benar, akan meluap kemana-mana yang akhirnya sangat berbahaya. Menjerumuskan
manusia ke lumpur dosa.
Ada godaan halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan, kebesarannya, dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti kesombongan.
Ada godaan halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan, kebesarannya, dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti kesombongan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir. Melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh rasa kasih sayang, tanpa pamrih, Takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil, dan budi luhur selalu dipupuk.
Pengertian rehabilitasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pemulihan kepada kedudukan atau keadaan yang dahulu atau semula. Pasal 9 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatakan bahwa seseorang yang ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alasan berdasarkan UU, atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. Pengertian rehabilitasi dalam UU No. 14 Tahun 1970 adalah pemulihan hak seseorang dalam kemampuan atau posisi semula yang diberikan oleh pengadilan. Kemudian menurut Pasal 1 butir 22 KUHAP, rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alas an berdasarkan UU atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam UU ini. Rehabilitasi mengikuti ganti kerugian. Artinya praperadilan dilakukan karena permohonan ganti kerugian, karena aparat salah melakukan penangkapan, atau tidak sesuai dengan hukum dan sebagainya dan setelah itu (setelah praperadilannya dikabulkan oleh hakim) maka yang bersangkutan bisa meminta rehabilitasi agar nama baiknya dipulihkan kembali. Pihak-pihak yang berhak mengajukan rehabilitasi itu adalah pihak yang diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Misalnya seseorang diadili, kemudian diputuskan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, maka dia itu berhak memperoleh rehabilitasi atas pemulihan nama baiknya.
Perbedaan antara rehabilitasi dengan pencemaran nama baik adalah bahwa rehabilitasi dilakukan karena perbuatan aparat penegak hukum. Artinya si pemohon rehabilitasi adalah tersangka, terdakwa, terpidana yang permohonan praperadilannya dikabulkan (ada campur tangan aparat) karena rehabilitasi itu adalah hak yang diberikan oleh KUHAP kepada tersangka atau terdakwa. Rehabilitasi lebih kepada hal yang tidak berhubungan dengan materi melainkan hanya menyangkut nama baik saja karena rehabilitasi adalah pemulihan hak seseorang hak atau kemampuan seseorang dalam posisi semula. Sementara pencemaran nama baik diatur dalam KUHP (mengenai pencemaran nama baik) adalah gugatan dari seseorang kepada orang lain yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Jadi tidak ada campur tangan aparat dalam hal upaya paksa. Permintaan rehabilitasi bisa diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya. Jadi ahli waris juga bisa mengajukan rehabilitasi. Begitu juga halnya dengan ganti kerugian.
O. Pengertian Tentang Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan
orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang
seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan
disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan
yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan
yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan
mahluk sosial.
Dalam bergaul manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia
Oleh karena itu manusia tidak menghendaki
hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha
mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu
adalah pembalasan.
P. Penyebab & Contoh Pembalasan
Pembalasan terjadi karena adanya sesuatu
kesalahpahaman atau tindakan yang seharusnya tidak dilakukan, maka antara satu
kubu dengan kubu yang lain menimbulkan rasa dendam yang sama dengan perlakuan
yang sejenis. Contoh cika mencuri uang adiknya, dan pada akhirnya kecurangan
cika terbongkar oleh adiknya, maka adiknya akan membalas dengan balasan yang
setimpal. Penyebab tejadinya pembalasan adalah karena terjadinya tingkat rasa
balas dendam karena sakit hati yang terlalu tinggi, sehingga selalu teringat
dan menyebabkan seseorang ingin melakukan pembalasan.
Contoh Pembalasan
Dalam suatu pekerjaan adanya rasa saling
kecemburuan antar karyawan yang dimana hal itu secara tidak langsung mengambil
objek yang di kerjakan, maka dari semua itu akan timbul di dalam dirinya yang
hanya mementingkan objek itu sendiri, artinya suatu pembalasan terjadi karena
adanya seorang yang memulai secara curang/licik, maka pihak yang bersangkutan
akan memulai pembalasannya dari apa yang sudah di ambil.
Source:
http://jiwareformasi.blogspot.com/2012/06/pengertian-kecurangan.html
0 komentar:
Posting Komentar