A. Landasan Teori Kesehatan Mental
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh
kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu
budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya
lain, dan demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Menurut Pieper dan Uden
(2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan
bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap
dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan
sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan
bahwa terdapat banyak cara dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental
hygene) yaitu: (1) karena tidak mengalami gangguan mental, (2) tidak jatuh
sakit akibat stessor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungannya, dan (4) tumbuh dan berkembang secara positif.
B. Aliran
Psikoanalisa
Tokoh utama aliran psikoanalisa adalah
Sigmund Freud. Teori Psikoanalisa sebagai suatu teori tentang
pribadi (personality) dengan semua teori-teori lain dalam bidang
psikologi, baik dari segi cara yang digunakannya dalam mengumpulkan
data-datanya, ataupun dari segi proses data tersebut. Teori ini terdiri atas
asumsi-asumsi yang diterima oleh orang-orang yang menganutnya. Asumsi-asumsi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepastian
Psikologi (Psychological Determination) : Prinsip ini berarti bahwa segala
sebab pasti ada akibatnya dan segala akibat pasti ada sebabnya.
2. Kekuatan
Psikologi (Psychological Forces) : Beranggapan bahwa ada kekuatan asas
dalam alam nyata, kekuatan ini kadang-kadang berubah menjadi berbagai jenis, yakni
mengambil bentuk bermacam-macam.
3. Ketetapan
dan keseimbangan (constancy dan equilibration) : Freud beranggapan bahwa
benda hidup itu telah dipersiapkan dengan kesanggupan untuk memberi reaksi
terhadap berbagai perangsang, baik dari luar atau dari dalam, dan kesanggupan
ini merupakan suatu sifat istimewa bagi kehidupan. Kemudian, keinginan benda
hidup untuk memlihara keseimbangan atau tingkat kekuatan yang tetap ini, itulah
yang disebut oleh Freud dengan Prinsip Ketetapan.
4. Kelezatan (Pleasure)
: Asumsi ini berkaitan dengan asumsi sebelumnya. Sebab alat psikologis berusaha
untuk selalu mencapai tinglat keseimbangan. Dengan kata lain sedapat mungkin
sampai kepada tingkat yang rendah dalam rangsangan.
C. Aliran
Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S–R
(Stimulus dan Respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek
psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang
perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori
Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958).
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting, yaitu :
1. Menekankan pada respon-respon yang
dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari
dari pada perilaku yang tidak dipelajari.
3. Behaviorisme menolak kecenderungan
pada perilaku yang bersifat bawaan.
4. Memfokuskan pada perilaku binatang.
Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku. Manusia dan perilaku
binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi
tentang apa yang dilakukan binatang. menurut penganut aliran ini perilaku
selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh
suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Salah satu
penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme
adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat
dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap manusia yang
meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia di
anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap
memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar.
Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang
sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari
luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan
dipengaruhi oleh pengalaman.
3. Sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap
dengan bawaan sendiri.
4. Menekankan
pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.
D. Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950.
Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran
psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi
yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk
kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri
bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Kepribadian yang sehat menurut
humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1. Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2. Mencoba
hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3. Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4. Jujur ;
menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5. Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6. Memikul
tanggung jawab.
7. Bekerja
keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8. Mencoba
mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
E. Menurut
Pandangan Tokoh
·
Allport
Golden Allport (dalam Notosoedirdjo &
Latipun, 2005) menyebut mental yang sehat dengan maturity personality.
Dikatakan bahwa untuk mencapai kondisi yang matang itu melalui proses hidup
yang disebutnya dengan proses becoming. Orang yang matang jika :
1. Memiliki kepekaan pada diri secara luas,
2. Hangat dalam berhubungan dengan orang
lain,
3. Keamanan emosional atau penerimaan diri,
4. Persepsi yang realistik, keterampilan dan
pekerjaan,
5. Mampu menilai diri secara objektif dan
memahami humor, dan
6. Menyatunya filosofi hidup.
· ·
Rogers
Carl
Rogers mengenalkan konsep fully functioning (pribadi yang berfungsi sepenuhnya)
sebagi bentuk kondisi mental yang sehat (Pieper & Uden, 2006). Secara
singkat fully functioning person ditandai dengan :
1.
Terbuka terhadap pengalaman;
2. Ada
kehidupan pada dirinya;
3.
Kepercayaan kepada organismenya;
4.
Kebebasan berpengalaman; dan
5.
Kreativitas.
· · Maslow
Maslow dan
Mittlemenn (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005) menguraikan pandangannya
mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yang menyebutnya dengan
manifestation of psychological health. Maslow menyebut kondisi yang sehat
secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligus sebagai
puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunya. Manifestasi
mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin
dari kesebelas dimensi kesehatan mental yakni adalah sebagai berikut:
1. Adequate
feeling of security (rasa aman yang memadai).
2. Adequate
self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai).
3. Adequate
spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaan yang memadai
dengan orang lain).
4. Efficient
contact with reality (mempunyai kontak yang efesien dengan realitas).
5. Adequate
bodily desires and ability to gratify them (keinginan-keinginan jasmani yang
memadai dan kemampuan untuk memuaskannya).
6. Adequate
self knowledge (mempunyai kemampuan pengetahuan yang wajar).
7.
Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh dan
konsisten).
8. Adequate
of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar).
9. Ability
to learn from experience (kemampuan belajar dari pengalaman).
10. Ability
to satisfy to requirements of the group (kemampuan memuaskan tuntutan
kelompok).
11. Adequate
emancipation from the group or culture (mempunyai emansipasi yang memadai dari
kelompok atau budaya).
· · Fromm
Teori Erich
fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana
pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika
masyarakat tertentu telah membentuk para anggotanya sehingga karakter tiap
anggota tersebut sesuai dengan hasil yang ada pada masyarakat.
Kepribadian
yang sehat menurut fromm: Kepribadian sehat menurut Eric from adalah
penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara
kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan
kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya
keinginan untuk mencintai dan di cinta.
Ciri – ciri
kepribadian sehat ;
- Cinta yang
produktif: Cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang
perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain
berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh
memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan
mereka.
- Pikiran
yang produktif: Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran
objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk
menilai secara objektif seluruh masalah.
-
Kebahagiaan: Kebahagiaan merupakan prestasi kita yang paling hebat.
-
Suara hati: Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati
humanistis.
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17706/3/Chapter%20II.pdf
http://wawank-wawank.blogspot.com/2011/06/psikoanalisa-dalam-kesehatan-mental.html
http://tsalissaminday14.blogspot.com/2013/04/kesehatan-mental-teori-kepribadian-sehat.html
0 komentar:
Posting Komentar