Psikologi Manajemen (Analisa Kasus)

1.   Dalam suatu perusahaan dibutuhkan adannya konflik, karena jika dalam suatu perusahaan kurang memiliki konflik atau bahkan tidak memiliki konflik perusahaan tersebut tidak akan memiliki kemajuan dan kurang nya motivasi agar perusahaan lebih berkembang lagi. Jadi, untuk mengembangkan suatu perusahaan konflik di butuhkan terutama agar sistem manajemennya dapat berkembang. Walaupun konflik terdengar lebih pada ke arah negatif, tetapi sebenarnya konflik juga dapat bernilai positif jika konflik tersebut dapat diolah menjadi suau pemikiran yang dapat berperan dalam memunculkan motivasi dalam suatu perusahaan terutama dalam hal manajemen nya.

Contoh Kasus:
Pada salah satu perusahaan jasa yang memiliki konflik dengan para pegawainya, dimana manajemen perusahaan jasa tersebut membuat keputusan mengenai  restrukturisasi dan rencana perekrutan pegawai melalui pihak ketiga. Karena para pekerja tidak setuju dan menolak rencana tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu akan menimbulkan banyak pemecatan, maka terjadilah aksi mogok kerja yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Sehingga manajemen perusahaan jasa tersebut memutuskan untuk tidak beroperasi dalam waktu yang tidak bisa ditenukan. Perusahaan jasa ini juga mengatakan bahwa tidak akan ada operasional sampai tercapainya penyelesaian atas konflik yang tengah terjadi dengan para pekerja.


Penyelesaian Masalah:
Konflik yang sudah terjadi bisa diselesaikan melalui perundingan. Cara ini dilakukan dengan melakukan dialog terus menerus antar kelompok untuk menemukan suatu penyelesaian maksimum yang menguntunngkan kedua belah pihak. Melalui perundingan kepentingan bersama dipenuhi dan ditentukan penyelesaian yang paling memuaskan. Gaya perundingan untuk mengelola konflik dapat dilakukan dengan cara:
a.       Pencairan, yaitu dengan melakukan dialog untuk mendapatkan suatu pengertian
b.      Keterbukaan
c.  Belajar empati, dengan melihat kondisi dan kecemasan orang lain sehingga didapatkan pengertian mengenai orang lain
d.      Mencari tema bersama, pihak-pihak yang erlibat dapat dibantu dengan cara mencari tujuan-ujuan bersama
e.  Menghasilkan alternatif, hal ini dilakukan dengan jalan mencari alernatif untuk menyelesaikan persoalan yang diperselisihkan
f.    Menanggapi berbagai alternatif, setelah ditemukan alternatif penyelesaian hendaknya pihak-pihak yang terlibat dalam konflik mempelajari dan memberikan tanggapan
g.    Mencari penyelesaian, sejumlah alternatif yang sudah dipelajari secara mendalam dapat diperoleh suatu konsensus unuk menetapkan suatu penyelesaian
h.      Membuka jalan buntu, dengan mengikutsertakan pihak ketiga yang berpengalaman untuk menyelesaikan masalah
i. Mengikat diri kepada penyelesaian di dalam kelompok, setelah dihasilkan penyelesaian yang disepakatim pihak yang terlibat dapat memperdebatkan dan mempertimbangkan penyelesaian dan mengikatkan diri pada penyelesaian itu
j.     Mengika seluruh kelompok, dengan penerimaan atas suatu penyelesaian dari pihak-pihak yang terlibat konflik

2.   Seorang pemimpin di suatu perkantoran jelas berperan dalam mengatasi konflik struktural dan konflik fungsi kerja yang terjadi di dalam manajemennya. Dimana seorang pemimpin memiliki wewenang untuk memudahkan dalam pemecahan suatu masalah. Seorang pemimpin juga harus dapat menghindari kesewenangan dalam situasi yang dapat berdampak negatif. Dalam perkantoran seorang pemimpin sebaiknya dapat mengerti apa yang menjadi tujuan dalam pencapaian perusahaan dengan menghargai anggota kelompok, memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk berpendapat. Karena yang menjadi efekifitas dalam pengendalian dan mengelola konflik adalah pemimpin yang dapat menggunakan kekuasaannya secara tepat.

Contoh Kasus:
Kerjasama antara kantor jasa A dan B, dimana dengan melakukan kerjasama antara dua kantor jasa tersebut dapat menimbulkan konflik. Penggabungan dua organisasi ini harus diselaraskan supaya dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan yang ada. Selain latar belakang budaya berbeda, salah satu penyebab munculnya konflik karena perbedaan nilai yang menjadi patokan setiap orang dalam berperilaku. Permasalahan dari sisi lain pun juga dapat dilihat dari hasil wawancara informan yang berasal dari ex kantor B, yang tidak memungkiri adanya konflik interpersonal dalam perusahaan mereka. Di dalam budaya yang baru itu, setiap karyawan dituntut untuk memberikan performa, integritas yang baik kepada perusahaan. Dengan cara tersebut karyawan lebih peduli pada penetapan visi dan misi perusahaan.

Sebelumnya, pada kantor jasa B sudah membuat sebuah program atas penggabungan sistem kerja, pendidikan dan budaya, sehingga menjadi sebuah sistem yang baru dengan mengkolaborasikan dua sistem kerja yang lama tanpa mengesampingkan salah satu sistem kerja perusahaan yang lain. Namun setelah melakukan penggabungan kantor (kerjasama) dari masing-masing karyawan kantor, baik karyawan kantor A ataupun B terjadi persaingan karyawan yang ingin mendapatkan posisi kerja dengan level yang lebih tinggi. Konflik itu wajar adanya, manusia memiliki karakter dan ego yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering terjadinya konflik, entah interpersonal maupun konflik lainnya.

Penyelesaian Masalah:
Pada kantor jasa B manajemen konflik lebih memilih untuk meminimalisir konflik yang ada, maka dari setiap divisi memilih cara untuk sering mengadakan pertemuan guna mengakrabkan karyawan satu sama lain. Manajemen konflik lainnya adalah dengan diadakannya Focus Group Discussion. Dalam Focus Group Discussion ini mengandung unsur musyawarah dan mufakat juga, seperti pertemuan-pertemuan rutin yang diadakan guna mencapai hasil yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Robbins & Judge (2008), konflik bersifat kontruktif ketika hal tersebut memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong minat dan keinginahuan di antara anggoa-anggota kelompok, menyediakan media atau sarana untuk mengungkapkan masalah dan menurunkan ketegangan, serta menumbuhkan suasana yang mendorong evaluasi diri dan perubahan. Konflik merupakan antidot untuk diskusi kelompok. Karena iu konflik dapat mendorong diciptakan dan dikemukakannya ide-ide baru, mempromosikan peninjauan ulang aas tujuan dan kegiatan kelompok, serta meningkatkan kemampuan kelompok itu untuk menanggapi perubahan.

3.   Praktek dehumanisasi biasanya sering terjadi pada pekerja buruh. Dimana mereka bekerja diperlakukan sewenang-wenang dan tidak diperlakukan secara layak ataupun adil. Sistem manajemen yang buruk dapat menjadi pemicu adanya praktek dehumanisasi. Seperti kurangnya pengawasan pada sistem tenaga kerja. Praktek dehumanisasi bisa juga terjadi di perusahan-perusahaan, dimana karyawannya diberlakukan secara tidak adil atas hasil kerja mereka, misalnya seperti perlakuan kesewenangan dengan cara pemotongan gaji ataupun pemecatan karyawan tanpa adanya pertimbangan.

Contoh Kasus:
Kasus Pertama
Terjadinya perbudakan dalam kasus penyekapan puluhan pekerja di pabrik panci di Kampung Bayur Kopak, Desa Lebak Wangi, Sepatan, Tangerang. Dimana 40 orang mengalami penyekapan, intimidasi, penyiksaan, kekerasan serta mendapat perlakuan tidak manusiawi seperti bekerja lebih dari 12 jam setiap hari dan disekap dalam ruangan sempit berukuran 6 meter x 6 meter hanya beralas tikar. Selama 3-6bulan bekerja mereka hanya diberi makan nasi putih, garam dan lauk seadanya serta hanya mengenakan pakaian yang melekat dibadan dan tidak pernah mendapat upah. Setiap pekerja mendapat ancaman jika ingin kabur akan di tembak dan diintimidasi. Kasus ini terungkap selang sehari setelah peringatan Hari Buruh Sedunia pada 1 Mei, dan pabrik itu hanya berjarak satu jam dari ibukota dan di tengah permukiman ramai. Bahkan kasus ini merupakan kasus pelanggaran HAM terburuk di  sektor ketenagakerjaan di Indonesia.

Kasus Kedua
Kasus perbudakan juga terjadi di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel). Perbudakan terjadi di toko baju dan sepatu "Sahabat" di Desa Tugumulyo, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, Sumsel. Korban berjumlah 6 orang mereka berhasil bebas dari tempat kerja sang majikan lantaran dijemput paksa pihak keluarga yang meminta bantuan Polsek lempuing, OKI Sumsel. Tidak hanya gaji yang tidak dibayar setahun lebih, para karyawan di pekerjakan menjadi tukang pijat sang majikan dan sering mendapatkan penganiayaan dari majikan. Sang majikan juga melalarang para karyawan nya untuk beribadah (shalat). Untuk makanpun para karyawan ini hanya mendapatkan satu canting beras untuk dimasak dan itupun untuk dibagi enam orang.
Pada kedua kasus diatas sudah jelas bahwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi pada korban (pekerja) tersebut.


Referensi:
Indraswari. (2014). Manajemen Konflik di CIMB Niaga Cabang Yogyakarta. Jurnal Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Robbins & Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Ms. Sunshine Blogger Template by Ipietoon Blogger Template